Perjalanan spiritual yang saya alami, dan lumayan banyak... saya berbagi sedikit dengan kedua kawan jurnalis dari majalah Pilar pada saat acara Buka Bersama Ellipse di kafe www.ok, kemang.
SOURCE : Pilar, No.1/Thn.III
COLUMN : Wajah - Kumala Iman Dina
TITLE : Kerinduan tidak Terpuaskan
DATE : 5-18 Januari 2000
PAGE : 89
AUTHOR : Eko Kuntadhi, Harry Bandryo
========================================
Ada kerinduan yang tertinggal di tanah suci. Rindu untuk mengalunkan doa-doa di bawah langit Arafah yang penuh bintang. Rindu mencium hajar aswad, batu hitam di sisi kabah. Rindu berlari kecil, bolak-balik antara shafa dan marwah. Dan rindu melihat jutaan orang mengitari kubus hitam yang diam, bertahwaf sambil terus menerus mengucapkan kebesaran Tuhan. ”Sebetulnya rindu bisa melepaskan beban hidup. Rindu untuk menjadi ikhlas,” kisah Mala, panggilan Kumala Iman Dina. Kerinduan itu juga yang menariknya kembali untuk mengisi Ramadhan di Tanah Haram tersebut. Setelah berhaji tahun lalu, Ramadhan ini dia menghabiskan awal puasanya di Baitullah.
Adakah yang berubah dari diri Mala? Selembar penutup kepala menghiasi penampilannya. Tapi ngobrol dengan Mala sekarang sama saja seperti dulu. Tawanya tetap lepas, ceplas-ceplos, terbuka dan akrab. Begitupun ketika dia bercerita tentang doa-doa yang dilantunkan di sana. ”Ada kalanya cobaan hidup berat. Disana aku pasrahkan saja semuanya. Kalau Dia yang memiliki hidup kita, pasti Dia tahu apa yang bagus buat kita. Minta saja yang terbaik, lalu pasrah, ikhlas,” kisah wanita yang kini menjabat sebagai Public Relations di Ellipse, sebuah perusahaan konsultan komunikasi ini.
Masihkah dia rindu untuk kembali, setelah dua kali datang menjadi tamu Allah di sana? ”Setiap yang pernah ke sana, pasti mau kembali lagi. Kalau bisa setiap tahun. Insya Allah, kalau ada rezeki aku akan ke sana lagi,” cetusnya singkat. Mungkin Mala masih rindu mencium hajar aswad dan bau daun-daun kurma, sambil memandang langit terbuka, sambil menyampaikan keinginan pada Sang Khalik, lalu pasrah.
No comments:
Post a Comment