Wednesday, September 06, 2000

Jadi Model Iklan Karbitan..

Pernah gak ngerasain nikmatnya dikasih sesuatu sama Allah, lewat kejadian yang gak disangka-sangka? Saya pernah! Dan sering bahkan.

Salah satu kejadian yang selalu bisa membuat saya tersenyum sendiri hingga kini, waktu saya menjadi model iklan Aqua. Saya pusing mau cari uang tambahan untuk keperluan yang mendadak karena tabunganku gak cukup. Duuuh... kebayang gak puyenknya gimana.


Gini ceritanya... Abis shalat dzuhur, saya ditelefon teman satu kantor dulu. Namanya si Roy, dia anak creative. Wah... tumben, karena kita udah gak pernah kontak-kontakan sejak dia keluar dari kantor ini. Dia bilang dia punya klien Aqua, air mineral. Dia minta tolong saya mau difoto buat iklan kliennya. Dia bujuk-bujuk untuk mau, dengan alasan karakter saya masuk dan cocok ke concept yang telah dia buat dan itu sudah diapprove klien. Yang akan fotoin pun katanya si Cinzia, yang dulu masih pacarnya sendiri.

Wah.. kok katanya 'minta tolong'? Padahal, saya yang merasa tertolong. Saya lagi butuh dana untuk ganti kakinya si black. City hitam, yang selalu mengantarku beraktifitas.

Alhamdulillah, saya dapat fee dari pemotretan itu. Meskipun, beberapakali Roy bilang "elo gak papa kan... fee nya pertemanan banget nih.."

Duuuh.. seandainya dia tahu. Justru.. betapa beruntungnya saya.. karena dari fee itu, saya gak jadi ambil uang tabungan loh. Hihihi... itulah namanya, klo Tuhan udah mau kasih kita rezeki... gak ada yang bisa nyangka caranya melalui apa.

Cuman... tau gak rasanya jadi model2x karbitan? si Cinzia harus ekstra sabar ngarahin saya untuk pasang muka jutek.. karena saya gak habis2xnya cengar-cengir dan ketawa geli.

E iya.. ada satu lagi.. waktu pemotretan ini... pas ada kejadian pemboman di kedutaan Philipina. Lumayan sport jantung, karena kejadiannya deket banget dengan lokasi foto. Trus.. udah mana, saya itu ijin dari kantor dan harus balik ke kantor. Kebayangkan betapa bingungnya saya. Dan dipikiran selalu berkutat pertanyaan 'jalan balik ke kantor lewat mana agar aman dan tidak terjebak macet?'. Syukurnya sampai kantor juga, dan gak semua orang yang perhatiin kalau saya pulang makan siang agak terlambat.

Rabu, 6 September 2000... iklan itu muncul di Kompas dan beberapa media yang saya sendiri gak tahu di placement dimana ajah sama adv agency-nya. Tentu saja yang pertama lihat anak monitoring. Tina, Siwi & Ari pada berisik... akhirnya semua orang di kantor tahu.. termasuk Jim Carden big bos PR kita waktu itu. Dia komentar... "Mala... it's real you?... Oh my God.. I can't believe it. Hahaha.. Very Funny.. Good... !".. Erghh.. tengsin dan takut ketahuan juga kalo saya itu sebenarnya nyuri waktu kerja buat pemotretan. Kekekekek... Konyolnya.. Iklan itu ditempel Jim di White Board PR...

Ya begitu ceritanya kalo jadi model karbitan dan lagi kepepet butuh uang. Padahal, kemaren waktu ditawarin Roy, saya sudah maju mundur terima atau tidak, akhirnya saya terima dengan wanti2x ke dia... "Asal lo ngedesain-nya bagus ya.. mo dijelek2xin juga gak papah.. yang penting muka gw gak ketahuan orang2x.."

Meskipun ada juga yang mengenali wajah saya, tapi mau diapain lagi? Itu hanya salah satu jalannya Tuhan memberi saya rezeki melalui pengalaman yang asyik, pernah menjadi model iklan karbitan secara mendadak. Hahahaha...


Read More...

Wednesday, January 05, 2000

Perjalanan Spiritual - Kerinduan tidak Terpuaskan

Ujian hidup..??! Semua orang pasti mengalaminya.. Kebayang gak, kalo kisah hidup & perjalanan hidup kita harus kita ceritakan kepada orang lain? Ya... tidak semua orang mau berbagi tentang hal ini.

Perjalanan spiritual yang saya alami, dan lumayan banyak... saya berbagi sedikit dengan kedua kawan jurnalis dari majalah Pilar pada saat acara Buka Bersama Ellipse di kafe www.ok, kemang.



SOURCE : Pilar, No.1/Thn.III
COLUMN : Wajah - Kumala Iman Dina
TITLE : Kerinduan tidak Terpuaskan
DATE :
5-18 Januari 2000
PAGE : 89
AUTHOR : Eko Kuntadhi, Harry Bandryo

========================================

Ada kerinduan yang tertinggal di tanah suci. Rindu untuk mengalunkan doa-doa di bawah langit Arafah yang penuh bintang. Rindu mencium hajar aswad, batu hitam di sisi kabah. Rindu berlari kecil, bolak-balik antara shafa dan marwah. Dan rindu melihat jutaan orang mengitari kubus hitam yang diam, bertahwaf sambil terus menerus mengucapkan kebesaran Tuhan. ”Sebetulnya rindu bisa melepaskan beban hidup. Rindu untuk menjadi ikhlas,” kisah Mala, panggilan Kumala Iman Dina. Kerinduan itu juga yang menariknya kembali untuk mengisi Ramadhan di Tanah Haram tersebut. Setelah berhaji tahun lalu, Ramadhan ini dia menghabiskan awal puasanya di Baitullah.

Adakah yang berubah dari diri Mala? Selembar penutup kepala menghiasi penampilannya. Tapi ngobrol dengan Mala sekarang sama saja seperti dulu. Tawanya tetap lepas, ceplas-ceplos, terbuka dan akrab. Begitupun ketika dia bercerita tentang doa-doa yang dilantunkan di sana. ”Ada kalanya cobaan hidup berat. Disana aku pasrahkan saja semuanya. Kalau Dia yang memiliki hidup kita, pasti Dia tahu apa yang bagus buat kita. Minta saja yang terbaik, lalu pasrah, ikhlas,” kisah wanita yang kini menjabat sebagai Public Relations di Ellipse, sebuah perusahaan konsultan komunikasi ini.

Masihkah dia rindu untuk kembali, setelah dua kali datang menjadi tamu Allah di sana? ”Setiap yang pernah ke sana, pasti mau kembali lagi. Kalau bisa setiap tahun. Insya Allah, kalau ada rezeki aku akan ke sana lagi,” cetusnya singkat. Mungkin Mala masih rindu mencium hajar aswad dan bau daun-daun kurma, sambil memandang langit terbuka, sambil menyampaikan keinginan pada Sang Khalik, lalu pasrah.


Read More...